Postingan

Menampilkan postingan dari Februari, 2012

Rapor Semester 2, Naik Kelas 8???

Dag dig dug jedag jedug jedag jedug dug, suara disko jastungku yang tidak beraturan menemaniku di pagi yang sepi ini. Hari ini jatahnya kelasku belajar di rumah . Emang enak sich ga ada pelajaran, tapi... sepi... Aku takut,,,

SM

Carilah aku , karena aku di sini menunggumu Temuilah aku, karena aku rindu bening matamu Pastikanlah siapa aku, karena aku ingin perhatianmu Tanyalah namaku, karena aku ingin menjawab itu Jabatlah tanganku, karena aku harapkan hangatmu Sebutlah aku, karena desahmu yang aku mau Tunggulah aku, karena aku ingin lihat jerih payahmu Senyumlah padaku, karena itu yang buatku tersipu Coba saja, kau coba, datanglah kemari temani aku Duduklah di sini, dan tertawa bersamaku Angkat dahimu, ku lihat tingkah lucumu Ambil kertas dan penamu, kan ku dukung aksimu Singsingkan lenganmu, kencangkan sabukmu Biar ku teladani sikapmu, dan berjuang bersamamu Hanya saja... bila itu mungkin terjadi

Mengejar Mimpi

Ku hembuskan nafasku ke bumi Kala mentari mulai mengintip dari balik bukit ku dengar nyanyian pejantan saling bersahutan mengalun merdu di hari itu kutapakkan kakiku di jalan yang menopang hidupku jalan yang lurus jalan ‘tuk merajut impian meskipun sejuta derita menghadang namun keinginanku sekuat baja melewati panas yang membakar kulit mengampu beban membakar semangat di penghujung jalan ku temukan segudang ilmu segunung permata dan seberkas cahaya yang dapat menerangi seluruh insan di dunia

Sedikit Dari Aku

Tiada mata sebening tirta Tiada kata seindah mutiara Tiada rasa sewangi melati Tiada cinta sekeras permata Ada kisah penuh tawa Tawa sedih akan cinta Yang beri luka di hati mati Milik pujangga amatiran Tapi... Ada Kasih dan Kebenaran dalam Kesejatian

Sepi Dalam Penantian

Senandung lugu mengiringi waktuku Melodi melayu tentang kamu Bila jejakku menapak di hatimu Lihatlah itu dengan mata sayu Cerita wajar tanpa kesan Oleh Dina Valentina lama Dalam rinta kasih asmara Menjalar dalam hati nan jelita Insan rawan dalam penantian Yang tak kunjung datang menyapa Sambil melantun aku berpilu Menyongsong rasa anti jemu Sejuk hawa melayani Kunikmati dalam teduh pina Berpandang pada gugusan cinta Terangkai indah dalam sandiwara Tiap detik ku sebut namamu Tiap detik ku termangu bayangmu S'bab kaulah nektar idaman Juga pujangga pelipur lara

Kisah Si Malang

Semarak pesta mendendang Untaian nada berkumandang Kala si Malang begadang Mengais makan kelaparan Berdegup kencang jantung melayang Terpana bulan jatuh di pelataran Kala si Malang jatuh kesakitan Merintih dalam kesederhanaan Moralku musnah terkapar Dirasuki nafsu dunia fana Kala si Malang melonjak kegirangan Nyanyikan lagu tembang di adat Lipatan zamrut di awan Pelangi merah lembayung senja Menyisakan seribu duka Dalam kemalangan hidup Sebatang kara...

Menjelang Valentine

Dalam sepi ku menari Melawan arus kesedihan hidup ini Dalam tangis ku menghening Menanti sang pengobat hati Aku sedih Aku tertatih Kalam menyelubungi diri Mencabik aku tiada henti Simponi malam mengalun syahdu Menenangkan hatiku yang sendu Bila bintang masih gemerlap Membawa aku ke ujung pelita Dalam fajar bertamu Kumenanggung sejuta rindu Walau angin bersiul menepis Naunganku tak akan lusuh Di puncak gunung ku meratap Memecah ombak dan riak Walau nyiur enggan menggumam Tapi coklat tetap tuk belahan jiwa

Balada Cinta Pertama

Saat kelopak mataku terbuka Kumenatap wajah nan rupawan Buatku lemas terkesima Hingga ku tak sanggup lepas Lepas dari badai cinta yang menggelora Akupun terbelenggu dalam senyum sipu Seakan divonis masuk penjara cintamu Satu pertanyaan melekat di kalbu Siapakah dirimu? Fajar yang tertunda tiba Jawabmu teruntai indah di gendang telinga Buat akalku melonjak terpana Karena hanya namamu yang terukhir di sanubari cinta Kuingin kau mengerti rasa ini Kuingin kau pahami gubahan ini Dengarlah... Hati kecilku berkata Bahwa bagiku kaulah insan permata