Postingan

Menampilkan postingan dari Januari, 2013

@memo

#1 aku tlah biasa jika merasa hal seperti itu kupikir, mereka adalah satu-satunya alasan bagiku untuk tersenyum tetapi aku tak merasakan apa yang aku harapkan mereka selalu saja begitu Tanpa mereka aku bukanlah siapa-siapa Tapi dengan mereka aku menjadi siapa? Lalu aku sadari bahwa sepanjang hidupku akan terus begini #2 Mungkin hidupmu terlalu sempurna Dan itu sudah menjadi cerita terindah tanpa aku disana Karena sampai kapanpun takkan ada jalan untuk mempersatukan air dan minyak Tetapi air dan garam adalah kehidupan #3 aku bangga... sangat-sangat bangga diantara benci dan tertarik Kupikir kita akan memilih keduanya Dan kau adalah bulan yang menutup matahari di saat ia benderang #4 siapapun tentunya akan sulit menyangka tapi kupikir aku mengetahui apa yang ada di dalam hati kecilmu kau melakukan halyang seperti itu karena kau sayang dan kau tak ingin terlihat seperti itu aku berusaha ingin membantumu tetapi aku yakin bahwa kau sudah memegang jalanmu #5

a kid needs a chance

Memandangmu aku seperti berjalan sendiri Dalam kerinduan diantara keramaian Persis dimana saat aku menatapmu saat kau tak ada di depan mataku Dan menggandengmu saat kau tak ada di dekatku I'm going to crazy And I have been crazy Just like a moment when you life Every breath, Every second has come to this When I talked to you, I just want to close my eyes And when you talked to me, I just want to be nothing Di sela-sela kesunyian malam ini Aku hanya bisa menatap ke langit atas Menikmati dinginnya bulan purnama Yang tak membiarkan bintang-bintang mendekatinya One chance in my life... will never be the second wish so, it just very hard to explain When it's going on crush And our smile is far far away-ay I'm being tired Instead of any tears It'll better to rely on you 'though it's hard enough to believe on you a little beautiful memory of this loneliness is only the colours of moon Oh... it's really difficult to take you time fo

Stranger Stare

Sudah sejak hari Senin lalu badanku terasa tidak enak, tapi tetep aja aku nekat masuk ke sekolah. Kebetulan pagi itu agak mendung dan belum turun hujan, jadi apel tetap terlaksana. Jika aku boleh jujur, sejak awal aku tak berniat untuk berdiri di lapangan mengikuti rangkaian acara yang sangat lama itu dan lebih memilih tiduran di UKS. Tetapi rasa malu menghalangi kemauanku. Jadi aku tetap berdiri dengan menekuk salah satu kaki dan membebankan tubuhku pada kaki lainnya dan pundaknya Vindy, teman sekelas sekaligus tetangga tepat di samping rumahku, menunggu hingga amanat tentang bubarnya RSBI yang dijelaskan panjang lebar itu selesai. Dalam otakku, aku terus terbayang-bayang oleh rasa takut yang aku tak tahu sebabnya. Entahlah, dalam menghadapi hidup, terkadang aku merasa takut dan terhantui oleh kesalahan-kesalahan masa lalu juga kemungkinan suram yang akan datang. Padahal aku tahu Tuhan ada besertaku. Mengingat kejadian di waktu lalu, mungkin dia tidak ingin aku berlaku seperti

dia berbicara ketika aku menutup telinga

Tak pernah terpikir mengapa aku tidak menyadari kehadirannya. Dia yang selalu berbicara, bergumam, bernyanyi untukku kapanpun. Entahlah, kata hatiku selalu berbicara, meskipun terkadang aku tak menyadarinya. Aku selalu tak pernah tahu darimana asalnya, mengapa dia terus berbicara, mengapa hanya aku yang bisa mendengarkannya? Saat aku bersedih, dia terus berteriak dan berbicara di dalam hatiku. Saat aku merasa bahagia, bangga, dan aku seakan seperti orang paling beruntung di dunia, aku bersyukur sejauh yang aku bisa, tapi tak seorangpun menyadarinya. Saat aku merasa benar-benar kesakitan, dia yang terus menenangkanku, bahkan disaat yang lain memperdulikanku. Dimanapun dan kapanpun aku mengalami kesulitan, dia yang selalu menenangkanku dengan terus menyebut nama Tuhan. Meskipun terkadang itu belum merubah banyak hal, tapi itu akan sangat menenangkan. Saat aku ketakutan, dia yang memberikan nasehat baik kepadaku. Dia seperti pendamping untukku. Namun, Sekeras apapun kata hat

Like the water, love flows by itself

Saat itu teman dekatku terus mengeluh dan bertanya kepadaku, 'mengapa?'. Mengapa, Vin? Rasanya itu berbeda ketika aku dengannya. Aku bukannya menyukainya, tapi entahlah... Itu mungkin kata-kata hari pertama. Namun di hari-hari berikutnya, seperti tebakanku, dia semakin menyukai pemuda itu. Dan dia pun mengakuinya. Namun, dia dengan pemuda itu belum mempunyai kisah yang mujur, pemuda itu telah mempunyai seorang pujaan hati sebelumnya, dan ia tak mau meninggalkannya untuk temanku. Saat temanku menyukainya namun ragu untuk mendapatkan kasih dari pemuda itu, dia tetap saja mengeluh padaku. Namun ada sebuah kalimat yang bisa aku katakan kepadanya. "bahwa seperti air, cinta mengalir dengan sendirinya" ya, bagiku, kasih itu mengalir dengan sendirinya, kita tak harus meminta, kita tak harus memaksa, karena kasih berasal dari ketulusan. Maka dengan kesabaran hati yang tulus menunggu, niscaya kasih akan kau dapatkan. Tapi bukan berarti karena begitu kita harus acuh, kar