Teringat Masa Kecilku







Aku sangat senang saat kulihat gambar ini.Sudah lama aku tidak melihat-lihat foto masa kecilku. Sungguh berbeda dari aku yang sekarang. Diriku yang dulu masih terlalu lugu untuk melakukan banyak hal. Karena saat itu aku benar-benar tidak tahu banyak hal.

Aku rindu dengan jiwaku yang seperti itu. Hidupku yang sekarang, yang telah beranjak dewasa tak bisa menikmati keindahan kasih sayang lagi sepenuhnya.

Kurasa hidup ini sudah tak berarti. Selalu salah.... Selalu dibenci.... Selalu sendiri....
Menyedihkan sekali mengenang masa lampau itu. Meskipun aku juga tahu, aku tak mempunyai teman lain selain keluarga dan beberapa orang terdekatku, tapi aku merasa sangat bahagia bisa berada di samping.



Lambat laun, aku mengenal dunia luar, dunia yang aku impi-impikan selama ini. Tapi tetap saja aku masih sendiri. Aku mencoba untuk merubah sikapku dan kudapatkan sahabatku. Dan ternyata aku yang sekarang telah berbeda, tidak seperti yang dulu lagi. Mereka merindukan aku yang dulu.

Akupun beralih lagi, berusaha memperbaiki kesalahanku yang cukup fatal ini. Dan semenjak teguran itu, hidupku terasa hampa. Kosong tak berarti. Hidup ini serasa dibenci, dibuang, dan tak pernah diharapkan untuk kembali.



Mengambil nafas di sore itu, berdiang di atas besi dalam kesunyian jiwa dan raga, membawaku untuk sejenak merenung. Akhirnya bisa juga diriku mengetahui letak kesalahanku. Inginku meminta maaf, inginku kami bersama. Ku tak mau ada yang terluka.

Tapi semuanya berbeda, aku sudah terlanjur hina. Betapa sakitnya hatiku saat itu. Seperti dicekam oleh kerinduan malam. Menanti seorang yang dengan setia akan menemani langkah jiwaku, itu menyedihkan. Dia yang kutunggu tak menghiraukan lagi.

Sakit seperti tertusuk pedang dari hati orang yang kusayangi sendiri, itu lebih suram dibanding aku dicaci oleh orang yang membenciku. Seandainya ia tahu apa yang kurasa, tahu yang kuingin. Kuharap dia datang lagi, menghampiri aku.


Dan ternyata dia sangat perduli padaku. Aku girang. Sangat girang. Girang yang segirang-girangnya.

Tapi lama-kelamaan, situasi seperti itu berubah lagi, aku sendiri lagi. Dan sejak saat itu aku lebih suka menyendiri. Dia pergi menemukan yang lain, yang jauh lebih baik daripada aku.

'Bertahan', itu satu-satunya kata yang ternyiang di pikiranku. Aku masih bisa berdiri walau tanpa dia. Ku juga tahu dia tak sejahat itu. Dia masih perduli padaku. Mungkin ini hanya gilirannya untuk menyakiti aku. Aku menerimanya, karena aku juga tahu, aku pernah meninggalkannya pula.

Dari kekuatan hati, aku bisa menerima kondisi ini. Aku tak lagi iri. Bukannya aku tak perduli. Aku sudah bisa merelakan jikapun pada akhirnya aku harus sendiri lagi dan lagi.



Sahabat sejatiku ada di Surga sekarang...



Dari berbagai pengalaman yang kualami, kutemukan surat kecil dari hati.

Cinta yang aku rasakan memang bukan ilusi, tapi tak bisa diperdalam.
Sebagai aku yang sekarang, rasa yang seperti ini sudah bisa dimengerti.
Tetapi hatikulah yang susah untuk mengerti

Dan memang belum saatnya aku melakukan yang orang lain lakukan ataupun rasakan. Di sini, di jiwa dan raga ini, masih tersimpan keluguan yang tak bisa terganti oleh kedewasaan.

'itulah yang bisa aku pahami sekarang'



Hal-hal seperti itulah yang semakin membuatku untuk mengenang masa kecilku.

Aku rindu diriku yang masih lugu...

Dan kuingin nyanyikan sesuatu,


"
Teringat masa kecilku, kau peluk dan kau manja
Indahnya saat itu, buatku melambung
Disisimu terngiang hangat nafas segar harus tubuhmu
Kau tuturkan segala mimpi-mimpi serta harapanmu


Kau ingin ku menjadi yang terbaik bagimu
Patuhi perintahmu jauhakan godaan
Yang mungkin kulakukan dalam waktuku beranjak dewasa
Jangan sampai membuatku terbelenggu jatuh dan terinjak


Tuhan tolonglah sampaikan sejuta sayangku untuknya
Ku trus berjanji takkan khianati pintanya
Ayah dengarlah betapa sesungguhnya kumencintaimu
Kan kubuktikan ku mampu penuhi maumu



Andaikan detik itu kan bergulir kembali
Kurindukan suasana basuh jiwaku
Membahagiakan aku yang haus akan kasih dan sayangmu
Tuk wujudkan segala sesuatu yang pernah terlewati


Tuhan tolonglah sampaikan sejuta sayangku untuknya
Ku trus berjanji takkan khianati pintanya
Ayah dengarlah betapa sesungguhnya kumencintaimu
Kan kubuktikan ku mampu penuhi maumu

'Teringat masa kecilku...'

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sinopsis Film Guruku Boyolali

Kiss The Rain versi Indonesia

Percobaan Massa Jenis